BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Deskripsi Teoretik
Deskripsi teori penelitian terdiri atas uraian teon
materi ajar, membaca, cerita anak, nilai semangat kebangsaan dan cinta tanah
air dan model inkuiri moral.
2.1.1 Materi
Ajar
Materi ajar adalah segala bentuk materi yang digunakan
untuk membantu pengajar dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar
(Depdiknas, 2006:4). Materi ajar secara garis besar terdiri atas pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai
standar kompetensi yang telah ditentukan.
Materi ajar adalah seperangkat materi yang disusun
secara sistematis balk tertulis maupun tidak sehingga tercipta suasana yang
memungkinkan siswa untuk belajar (Noor, 2011:24). Materi ajar adalah
seperangkat materi yang disusun secara sistematis untuk melaksanakan kegiatan
belajar mengajar sehingga mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan.
Materi ajar bertujuan untuk membantu siswa dalam
mempelajari mata pelajaran, memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran,
serta agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.
2.1.1.2.
Jenis-Jenis Materi Ajar
Majid (2008:174) mengemukakan jenis-jenis materi ajar
berdasarkan bentuknya adalah
1)
cetak ialah materi yang dapat ditampilkan dalam
berbagai bentuk. Diantaranya handout, buku, modul, evaluasi, lembar kegiatan
siswa, brusur, leaflet, wallchart, foto/gambar, model/market.
2)
audio, diantaranya kaset, radio.
3)
audio visual, contohnya video atau film.
4)
Multimedia, contohnya CD interaktif, computer based dan
internet.
Materi ajar membaca cerita anak bermuatan semangat
kebangsaan dan cinta tanah air merupakan jenis materi ajar cetak berupa
kumpulan cerita yang dibukukan sebagai materi bacaan oleh para siswa dikelas 3
sekolah dasar. Cerita anak yang dikembangkan sebagai materi ajar cetak
ditampilkan dengan gambar dan ilustrasi serta terdapat evaluasi dari bacaan
cerita anak bagi siswa kelas 3.
Penyusunan materi ajar cetak memperhatikan judul atau
materi yang disajikan sesuai kompetensi dasar yang harus dicapai oleh peserta
didik. Steffen-Peter Ballstaedt dalam Depdiknas (2009) mengemukakan hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam materi ajar cetak adalah:
1)
susunan tampilan, menyangkut: urutan yang mudah, judul
yang singkat, terdapat daftar isi, struktur kognitifnya jelas, rangkuman, dan
tugas pembaca;
2)
bahasa yang mudah, menyangkut: mengalirnya kosa kata,
jelasnya kalimat, jelasnya hubungan kalimat, kalimat yang tidak terlalu
panjang;
3) menguji pemahaman, yang menyangkut: menilai melalui orangnya, check list untuk pemahaman;
3) menguji pemahaman, yang menyangkut: menilai melalui orangnya, check list untuk pemahaman;
3)
stimulan, yang menyangkut: enak tidaknya dilihat,
tulisan mendorong pembaca untuk berfikir, menguji stimulan;
4)
kemudahan dibaca, yang menyangkut keramahan terhadap
mata (huruf yang digunakan tidak terlalu kecil dan enak dibaca), urutan teks
terstruktur, mudah dibaca;
5)
materi instruksional, yang menyangkut: pemilihan teks,
bahan kajian, lembar kerja.
Materi ajar adalah seperangkat materi yang disusun
secara sistematis untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai standar
kompetensi yang dicapai. Pengembangan materi ajar membaca yang berupa ceriita
anak berbentuk materi ajar cetak berupa kumpulan cerita yang dibukukan sebagai
materi bacaan oleh para siswa di kelas 3 sekolah dasar. Materi ajar membaca
cerita anak bermuatan nilai dan semangat kebangsaan dikembangkan dengan memperhatikan
susunan tampilan, bahasa, tingkat keterbacaan, dan materi instruksional.
2.1 1.3 Fungsi
Materi Ajar
Depdiknas (2009) mengemukakan materi ajar berfungsi
bagi guru, siswa dan alat evaluasi sebagai berikut.
1)
Pedoman bagi guru yang akan mengarahkan semua
aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi
kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada siswa.
2)
Pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan semua
aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi
kompetensi yang seharusnya dipelajari.
3)
Alat evaluasi pencapaian dan penguasaan hasil
pembelajaran.
Materi ajar membaca cerita anak bermuatan nilai
semangat kebangsaan dan cinta tanah air dalam model inkuiri moral dikembangkan
sesuai fungsi materi ajar yang dapat digunakan untuk mengarahkan aktivitas
belajar bagi guru dan siswa. Alat evaluasi digunakan untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa terhadap teks bacaan.
2.1.1.4 Analisis
Kebutuhan Materi Ajar
Materi ajar yang sesuai dengan tuntutan kompetensi
yang harus dikuasai oleh siswa, diperlukan analisis terhadap standar kompetensi
(SK) dan kompetensi dasar (KD), analisis sumber belajar, dan pemilihan dan
penentuan bahan ajar. Analisis kebutuhan bahan ajar menurut Depdiknas (2009)
sebagai berikut.
1)
Analisis SK dan KD
Analisis SK dan KD dilakukan untuk menentukan kompetensi-kompetensi mana
yang memerlukan materi ajar. Hasil analisis ini akan dapat diketahui berapa
banyak materi ajar yang hares disiapkan dan menentukan jenis materi ajar yang
sesuai.
2)
Analisis Sumber Belajar
Sumber belajar yang akan digunakan sebagai bahan penyusunan bahan ajar
perlu dilakukan analisis. Analisis dilakukan terhadap ketersediaan, kesesuaian,
dan kemudahan dalam memanfaatkannya. Caranya adalah menginventarisasi ketersediaan
sumber belajar yang dikaitkan dengan kebutuhan, disiapkan dan menentukan jenis
materi ajar
4)
Pemilihan dan Penentuan Materi Ajar
Pemilihan dan penentuan bahan ajar dimaksudkan untuk memenuhi salah satu
kriteria bahwa bahan ajar harus menarik, dapat membantu siswa untuk mencapai
kompetensi. Materi ajar dibuat sesuai dengan kebutuhan dan kecocokan dengan KD
yang akan diraih oleh siswa. Jenis dan bentuk bahan ajar ditetapkan atas dasar
analisis kurikulum dan analisis sumber bahan sebelumnva.
Pengembangkan materi ajar membaca cerita anak
bermuatan nilai semangat kebangsaan dan cinta tanah air dalam model inkuiri
moral diperlukan analisis kebutuhan terhadap bacaan cerita anak yang sudah ada
untuk dikembangkan. Analisis yang dilakukan dengan menyesuaikan SK dan KD
sebagai tujuan pembelajaran pada aspek membaca. Analisis sumber belajar dad
mater ajar membaca cerita yang sudah ada sebagai penentuan Materi ajar yang
akan dikembangkan.
2.1.1.5 Prinsip
Pengembangan Materi Ajar
Pengembangan materi ajar hendaklah memperhatikan
prinsip-prinsip pembelajaran. Prinsip pembelajaran menurut Depdiknas (2009)
adalah :
1)
mulai dari yang mudah untuk memahami yang sulit, dan
yang kongkret untuk memahami yang abstrak;
2)
pengulangan akan memperkuat pemahaman. Pengulangan
dalam pembelajaran sangat diperlukan agar siswa lebih memahami suatu konsep. Namun
pengulangan dalam penulisan materi belajar harus disajikan secara tepat dan
bervariasi sehingga tidak membosankan;
3)
umpan balik positif akan memberikan penguatan terhadap
pemahaman siswa. Dalam materi ajar diberikan umpan balik yang positif terhadap
hasil kerja siswa;
4)
motivasi belajar yang tinggi merupakan salah satu
faktor penentu keberhasilan belajar. Materi ajar berisikan motivasi agar siswa
mau belajar;
5)
mencapai tujuan ibarat naik tangga, setahap demi
setahap, akhirnya akan mencapai ketinggian tertentu. Anak tangga dalam materi
ajar dirumuskan dalam bentuk indikator-indikator sesuai kompetensi dasar;
6)
mengetahui hasil yang telah dicapai akan mendorong
siswa untuk terus mencapai tujuan.
Materi ajar membaca yang berupa cerita anak
dikembangkan sesuai dengan prinsip pembelajaran dengan cerita yang mudah untuk
memahami yang sulit dan dari yang kongkret untuk memahami yang abstrak.
Pengulangan berupa motivasi yang terdapat dalam cerita akan memperkuat
pemahaman sehingga anak akan terdorong untuk belajar. Cerita anak yang
bermuatan nilai semangat kebangsaan dan cinta tanah air dilengkapi umpan balik
positif untuk selalu mendorong siswa tetap belajar dalam menanamkan semangat
kebangsaan dan cinta tanah air sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
2.1.1.6 Struktur Materi Ajar
Struktur materi ajar dapat bervariasi, tergantung pada
karakter Materi yang akan disajikan. Ketersediaan sumber daya dan kegiatan
belajar yang akan menjadi dasar pembuatan struktur materi ajar. Depdiknas
(2009) mengemukakan materi ajar secara umum harus memuat judul, petunjuk
belajar bagi siswa dan guru, kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung,
latihan-latihan, petunjuk kerja dapat berupa lembar kerja (LK) dan evaluasi
atau penilaian.
Materi ajar membaca berupa cerita anak bermuatan nilai
semangat kebangsaan dan cinta tanah air dalam model inkuiri moral akan
dikembangkan sesuai dengan SK membaca. Pengembangan materi ajar dilakukan
dengan analisis sumber belajar sehingga dapat menentukan dan pemilihan materi
ajar yang sesuai untuk siswa dengan memberikan materi ajar yang memuat nilai
semangat kebangsaan dan cinta tanah air. Materi ajar membaca yang akan
dikembangkan memuat judul, petunjuk belajar bagi siswa dan guru, kompetensi
yang akan dicapai yaitu penanaman nilai semangat kebangsaan dan cinta tanah air
siswa sehingga dibutuhkan latihan-latihan sebagai evaluasi. Evaluasi digunakan
untuk mengetahui pemikiran siswa sebagai ekspresi dari nilai semangat kebangsaan
dan cinta tanah air.
2.1.2 Cerita
Anak
Cerita adalah penuturan tentang suatu kejadian. Cerita
anak adalah penuturan kejadian tentang dunia anak. Cerita anak hadir untuk
menawarkan kesenangan dan pemahaman, hanya saja cerita anak memiliki sejumlah
keterbatasan yang menyangkut pengalaman kehidupan yang dikisahkan, cara
mengisahkan maupun bahasa yang digunakan untuk mengekspresikan (Anne, 2010).
Cerita anak merupakan bagian dari karya sastra, cerita
selalu menampilkan sesuatu yang menjadi isi ungkapan yang ingin disampaikan
kepada pihak lain sebagai pembaca (Nurgiyantoro, 2005:217). Cerita anak dalam
sastra adalah citra kehidupan, sehingga dapat dipahami sebagai penggambaran
secara kongkret tentang model-model kehidupan sebagaimana yang dijumpai dalam
kehidupan yang sesungguhnya dan mudah diimajinasikan oleh pembaca anak. Cerita
fiksi tergambar peristiwa kehidupan lewat karakter tokoh dalam menjalani
kehidupan sebagaimana diungkapkan lewat alur cerita.
Cerita anak dapat disimpulkan, bagian dari karya
sastra yang mengungkapkan kejadian kehidupan dan disampaikan kepada anak.
Materi ajar cerita anak yang akan dikembangkan merupakan cerita fiksi yang
diungkapkan lewat alur cerita dan penokohan.
2.1.2.1
Karakteristik Cerita Anak
Karakteristik cerita anak yang unggul menurut
Subyantoro (2009:130) mengandung nilai personal dan nilai pendidikan bagi
pembaca yaitu kalangan anak-anak.
1)
Nilai personal dalam cerita anak mampu memberikan
kesenangan, menawarkan narasi sebagai cara bernalar, mengembangkan imajinasi, memberikan
beraneka ragam pengalaman, mengembangkan pandangan terhadap perilaku manusia
dan menghadirkan pengalaman universal.
2)
Nilai pendidikan apabila mampu mengembangkan kemampuan
berbahasa, membaca, bercerita dan memperkenalkan kekayaan sastra anak.
Nilai personal dan nilai pendidikan dalam cerita anak
dapat mudah diterima dengan dukungan ilustrasi. Ilustrasi yang menjadi ciri
khas dalam cerita anak berupa teks visual, gambar pendukung dan bahasa teks
verbal yang dimanfaatkan dalam penulisan buku bacaan cerita anak. Ilustrasi
berupa gambar dimaksudkan agar buku tampil lebih menarik, sehingga anak
tertarik dan mau membacanya (Nurgiyantoro, 2005:220).
Puryanto (2009:1) mengemukakan cerita anak dengan
gambar yang menunjang isi cerita sangat digemari oleh anak. Ilustrasi pada
gambar dibuat ke dalam bentuk yang berwarna-warni. Gambar dapat pula
ditampilkan pada tiap halaman secara bervariasi sejak halaman judul.
Fungsi gambar pada cerita anak untuk memperjelas,
mengkongkretkan dan membantu mengimajinasikan cerita yang diungkapkan melalui
teks verbal: Buku bacaan cerita anak untuk usia rendah ilustrasi gambar lebih
mendominasi halaman buku dan semakin tinggi usia anak, gambar ilustrasi semakin
dikurangi dan teks bahasa semakin banyak. Ilustrasi gambar tidak lagi muncul
pada tiap halaman dan hanya ditampilkan untuk melukiskan adegan-adegan tertentu
yang fungsional.
Karakteristik cerita anak pada materi ajar membaca
yang dikembangkan mengandung nilai personal, pendidikan dan ilustrasi.
Ilustrasi buku sastra anak yang menarik dengan gambar jelas, berwama-warni,
komunikatif, dan tampilan variatif. Gambar-gambar menampilkan dukungan terhadap
cerita yang melukiskan nilai semangat dan kebangsaan dan cinta tanah air.
2.1.2.2 Syarat
Cerita Anak
Buku cerita anak tidak dibuat dengan memenuhi beberapa
syaratsyarat. Menurut Anne (2010) syarat cerita anak adalah
1)
cerita anak harus bersifat menghibur untuk memberikan
hiburan kepada anak;
2)
cerita anak hendaknya bersifat mendidik yang berisi
perilaku-perilaku standar yang menekankan pada aspek intelektual;
3)
cerita anak harus menggunakan bahasa anak-anak yang
dapat dimengerti oleh seorang anak. Untuk merangsang kemampuan kognitif anak,
atau kemampuan menyerap bahasa yang sangat dibutuhkan oleh anak;
4)
cerita anak harus mempertimbangkan faktor kejiwaan dan
psikologis anak. Maksudnya menjauhkan dari cerita-cerita bermuatan sarkasme,
sinisme dan sadisme dan jelas harus ramah anak. Meskipun dibalut dengan bahasa
yang halus sekalipun.
Cerita anak dalam materi ajar membaca yang dikembangkan
dalam penelitian ini bersifat mendidik dengan menanamkan nilai semangat
kebangsaan dan cinta tanah air. Bahasa yang digunakan dalam mengembangkan materi
ajar menyesuaikan tingkat keterbacaan siswa kelas 3. Isi cerita anak
mempertimbangkan faktor kejiwaan dan psikologis anak.
2.1.2.3 Unsur
Cerita Anak
Sebuah cerita yang tersaji oleh pembaca adalah sebuah
kesatuan dad berbagai elemen pembentuknya seperti unsur ekstrinsik dan unsur
instrinsik. Puryanto (2009:2) mengemukakan unsur ekstrinsik adalah unsur yang
ada pada teks fiksi yang bersangkutan tetapi berpengaruh terhadap bangun cerita
yang dikisahkan. Unsur instrinsik adalah unsur-unsur cerita fiksi yang secara
langsung berada di dalam, menjadi bagian dan ikut membentuk eksistensi cerita
yang bersangkutan. Unsur cerita anak bergambar lebih difokuskan terhadap unsur
instrinsik yang dapat dijadikan sebuah pedoman penilaian ketepatan terhadap
sebuah bacaan cerita anak mencangkup keseluruhan aspek. Nurgiyantoro (2005:222)
mengemukakan keseluruhan unsur instrinsik adalah
1)
Tokoh
Dalam cerita anak bergambar tidak hares berwujud manusia melainkan dapat
berupa binatang atau suatu obyek yang lain yang biasanya merupakan bentuk
personifikasi manusia. Tokoh cerita dapat dipahami sebagai kumpulan kualitas
mental, emosional dan sosial yang membedakan seseorang dengan orang lain.
2)
Alur
Alur atau plot adalah salah satu unsur cerita yang juga menarik untuk
dibicarakan karena berhubungan dengan peristiwa, konflik yang tersedia dan
akhirnya mencapai klimaks serta bagaimana kisah itu diselesaikan.
3)
Latar (setting)
Latar dapat dipahami sebagai landas tumpu berlangsungnya berbagai
peristiwa dan kisah yang diceritakan dalam cerita anak. Dalam cerita fiksi anak
hampir semua peristiwa yang dikisahkan membutuhkan kejelasan tempat dan waktu
kejadiannya dan karenanya membutuhkan deskripsi latar secara lebih detil.
Kejelasan cerita tentang latar dalam banyak hal akan membantu anak untuk
memahami alur cerita.
4)
Tema
Secara sederhana tema dapat dipahami sebagai gagasan yang mengikat cerita,
mengikat berbagai unsur instrinsik yang membangun cerita sehingga tampil sebuah
kesatupaduan yang harmonis. Jadi, dalam kaitan ini tema merupakan dasar
pengembangan sebuah cerita.
5)
Moral
Moral dapat dipahami sebagai hal berkonotasi positif, bermanfaat bagi
kehidupan dan mendidik yang ingin disampaikan kepada pembaca. Moral berurusan
dengan masalah baik dan buruk. Untuk bacaan cerita anak disampaikan lebih
kongkret sebagai alternatif memberikan pendidikan kepada anak lewat cerita.
6)
Sudut Pandang
Sudut pandang dapat dipahami sebagai cara sebuah cerita dikisahkan. Sudut
pandang merupakan cara atau pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai
sarana menampilkan tokoh, tindakan, latar dan berbagai peristiwa yang membentuk
cerita dalam sebuah teks kepada pembaca.
7)
Stile dan Nada
Bahasa yang dipergunakan dalam teks-teks sastra dapat dipandang sebagai
representasi sebuah stile yaitu stile penulisan. Stile dapat dipahami sebagai
sebuah cara mengungkapkan dalam bahasa, cara bagaimana seseorang mengungkapkan
sesuatu yang akan diungkapkan. Nada dapat dipahami sebagai sikap, pendirian
atau perasaan pengarang terhadap masalah yang dikemukakan dan terhadap
pembacanya. Lewat nada yang terbangkitkan dalam cerita itu pengarang ingin
mempengaruhi anak sebagai pembaca untuk memberikan sikap sebagaimana yang
diberikan secara impisit dalam cerita.
Puryanto (2009: 1) ciri cerita anak, berisi tema yang
mendidik, alurnya lurus dan tidak berbelit-belit, menggunakan setting yang ada
di sekitar atau ada di dunia anak, tokoh dan penokohan mengandung peneladanan
yang baik, gaya bahasanya mudah dipahami tapi mampu mengembangkan bahasa anak,
sudut pandang orang yang tepat, dan imajinasi masih dalam jangkauan anak.
Cerita anak menurut Puryanto (2009: 2) dapat
dikembangkan dengan baik apabila terdapat unsur instrinsik yang lengkap secara
eksplisit sesuai perkembangan anak. Pengembangan materi ajar cerita anak
bermuatan nilai semangat kebangsaan dan cinta tanah air dalam penelitian ini
memuat unsur instrinsik yang lengkap secara eksplisit sesuai dengan
perkembangan siswa kelas 3.
2.1.3 Membaca
Cerita Anak
Membaca menurut Pratiwi (2008:10) kegiatan berbahasa
yang secara aktif menyerap informasi atau pesan yang disampaikan melalui media
tulis. Membaca merupakan kegiatan untuk mendapatkan makna atau memperoleh
informasi dari apa yang tertulis dalam teks.
Membaca dibagi menjadi dua jenis yaitu ekstensif dan
membaca intensif (Pratiwi, 2008:12). Membaca ekstensif adalah membaca secara
luas. Objeknya meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu yang
sesingkat-singkatnya. Membaca ekstensif meliputi membaca survai, membaca
sekilas dan membaca dangkal. Membaca intensif adalah membaca dengan penuh
penghayatan untuk menyerap apa yang seharusnya kita kuasai. Membaca intensif
meliputi membaca teliti, membaca kritis, membaca ide, membaca kreatif dan
membaca pemahaman.
Membaca pemahaman menurut Somadayo (2011:10) adalah
proses pemerolehan makna yang secara aktif melibatkan pengetahuan dan
pengalaman yang telah dimiliki oleh pembaca serta dihubungkan dengan isi
bacaan. Terdapat 3 hal pokok dalam membaca pemahaman, yaitu :
1)
pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki tentang
topik.
2)
menghubungkan pengetahuan dan pengalaman dengan teks
yang akan dibaca.
3)
proses memperoleh makna secara aktif sesuai dengan
pandangan yang dimiliki.
Membaca pemahaman bukan hanya kegiatan yang terlihat
secara kasat mata dan perlu diukur dengan kemampuan menjawab pertanyaan yang
disusun mengikuti teks bacaan yang dipengaruhi juga oleh faktor dari dalam
maupun luar pembaca. Cara yang distandarkan untuk mengukur kemampuan membaca pemahaman
antara lain melengkapi kalimat, betul-salah, pilihan ganda, dan pembuatan ringkasan.
dan tes bentuk tertutup.
Membaca pemahaman dalam kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP) di sekolah dasar pada jenjang kelas 3 pada standar kompetensi
membaca adalah memahami teks dengan membaca nyaring, intensif dan dongeng.
Membaca pemahaman di Kelas 3 dapat diterapkan pada kompetensi dasar menjelaskan
isi teks cerita anak (100-150 kata) melalui membaca intensif dan menceritakan
isi cerita yang dibaca.
Huck dalam Ampera (2010:14) mengemukakan usia 8 dan 9
tahun sebagai elementari tengah yang sudah bisa membaca secara lancar dan dapat
memahami isi bacaan. Usia 8 dan 9 tahun di sekolah dasar rata-rata di jenjang
kelas 3. Pengembangan cerita anak bermuatan nilai semangat kebangsaan dan cinta
tanah air dalam model inkuiri moral dibuat untuk melengkapi materi ajar membaca
kelas 3 dengan standar kompetensi memahami teks dengan membaca nyaring,
intensif dan dongeng.
2.1.4 Semangat
Kebangsaan dan Cinta Tanah Air
Ramli (2008) mengemukakan pendidikan karakter memiliki
esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak.
Pendidikan karakter sangat efektif diterapkan pada sekolah yang berperan membentuk
pribadi anak menjadi manusia yang balk. Nilai karakter menurut Kemendiknas
(2010:30) ada 18 nilai yaitu religius, tanggung jawab, jujur, toleransi, disiplin,
kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, cinta tanah air,
menghargai prestasi, semangat kebangsaan, bersahabat/komuniktif, cinta damai,
gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab.
Nilai-nilai karakter dapat digolong-golongkan untuk
menunjang terbentuknya jiwa pada siswa. Nilai karakter cinta tanah air dan semangat
kebangsaan dapat menunjang terbentuknya jiwa nasionalisme pada siswa. Nilai
semangat kebangsaan dan cinta tanah air dalam buku cerita anak, berupa tingkah
laku individu yang menunjukkan karakter bangsa Indonesia dan pengabdian
terhadap bangsa. Tujuan pembinaan semangat kebangsaan dan cinta tanah air
melalui jalur pendidikan untuk mendukung pembangunan sumber daya manusia
Indonesia melalui pembinaan dalam menumbuhkan, memelihara dan mengembangkan
kesadaran berbangsa dan bernegara (Kemendiknas;2010:9).
Semangat kebangsaan dan cinta tanah air dibentuk dari
pendidikan karakter yakni pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari
budaya bangsa Indonesia sendiri, dalam rangka membina kepribadian generasi
muda. Depdiknas (2010) menyarankan pengembangan nilai-nilai pendidikan budaya
dan karakater bangsa diintegrasikan dalam setiap pokok bahasan dari setiap mata
pelajaran. Integrasi pendidikan karakter dalam pelajaran memberikan bantuan
kepada siswa untuk menginternalisasi nilai maupun untuk menunjukkannya dalam
perilaku. Berwoitz (2011) mengemukakan sarana penunjang mengatasi kesulitan
siswa menginternalisasi nilai karakter dapat menggunakan media yang disenangi
oleh siswa. Salah satu media yang disenangi siswa adalah materi ajar yang
memuat gambar yang lebih banyak dibandingkan dengan teks pada sebuah cerita
maupun buku teks pelajaran (Puryanto, 2009:1).
Materi ajar membaca cerita anak yang memuat nilai
semangat dan cinta tanah air dikembangkan sesuai nilai dan aspek pada
pendidikan karakter. Nilai karakter cinta tanah air dan semangat kebangsaan
pada jenjang kelas 3 sekolah dasar dijelaskan pada Tabel 2.1
Tabel 2.1
Nilai dan Aspek Semangat Kebangsaan dan Cinta Tanah Air
Siswa Kelas 3 Sekolah Dasar
NO
|
NILAI
|
ASPEK
|
1
|
Semangat kebangsaan:
Cara berpikir, bertindak, dan ber-wawasan
yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
|
Turut serta dalam upacara
peringatan hari pahlawan dan proklamasi kemer-dekaan.
|
Menggunakan bahasa Indonesia ketika
ada teman dari suku lain.
|
||
Menyanyikan lagu Indonesia Raya
dan lagu-lagu wajib.
|
||
Mengagumi banyaknya keragaman bahasa
di Indonesia.
|
||
Mengakui persamaan hak dan kewa-jiban
antara dirinya dan teman sebangsa dari suku, etnis, budaya lain.
|
||
Membaca buku-buku mengenai suku
bangsa yang berjuang bersama dalam mempertahankan kemerdekaan.
|
||
2
|
Cinta tanah air:
Cara berpikir, bersikap, dan berbuat
yang menun-jukkan kesetiaan, kepe-dulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap
bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
|
Mengagumi keunggulan geografis dan
kesuburan tanah wilayah Indonesia.
|
Menyenangi keragaman budaya dan
seni di Indonesia.
|
||
Menyenangi keragaman suku
bangsa dan bahasa daerah yang dimiliki Indonesia.
|
||
Mengagumi keragaman hasil-hasil
pertanian, perikanan, flora, dan fauna Indonesia.
|
||
Mengagumi kekayaan hutan Indonesia.
|
||
Mengagumi laut serta perannya dalam
kehidupan bangsa Indonesia.
|
(Kemendiknas, 2010)
Nilai pendidikan karakter pada semangat kebangsaan do
cinta tanah air untuk menanamkan jiwa nasionalisme diuraikan dengan 12 aspek.
Aspek berguna untuk mengukur kemampuan yang dipelajari oleh para siswa kelas 3
sekolah dasar pada mater ajar membaca cerita anak. Pada penelitian ini, yang
akan dikembangkan dalam materi ajar cerita anak rnemuat aspek turut serta dalam
upacara peringatan hari pahlawan dan proklamasi kemerdekaan, mengagurni
banyaknya keragaman bahasa di Indonesia, mengakui persamaan hak dan kewajiban
antara dirinya dan teman sebangsa, mengagumi keragaman hasil-hasil pertanian,
perikanan, flora, dan fauna Indonesia, menyenangi keragaman budaya dan seni di Indonesia
dan menyenangi keragaman suku bangsa dan bahasa daerah yang dimiliki Indonesia.
Aspek-aspek tersebut dibuat sebagai terra cerita anak dalam materi ajar membaca
berupa tingkah laku individu yang menunjukkan karakter bangsa Indonesia dan
pengabdian terhadap bangsa diwujudkan dalam buku memuat cerita anak, petunjuk
penggunaan dan evaluasi.
2.1.5 Model Pembelajaran Inkuiri Moral
Joyce dan Well (2000:6) mengemukakan bahwa model
mengajar sebenarnya merupakan model belajar. Inkuiri moral merupakan salah satu
model pembelajaran dalam konstruktivistik yang menekankan pada keaktifan
belajar peserta didik dengan penanaman nilai moral. Kegiatan pembelajaran
ditunjukkan untuk menumbuhkan kemampuan peserta didik dalam menggunakan
keterampilan proses dengan merumuskan pertanyaan yang mengarah pada kegiatan
investigasi dalam masyarakat belajar. Model inkuiri moral yang dikembangkan
oleh Suhendro (2010) memiliki unsur-unsur model sebagai berikut.
a.
Sintakmatik
Sintakmatik pada model inkuiri moral dilakukan melalui 7 tahap. Tahap-tahapan
pada model inkuiri moral sebagai berikut.
1)
Orientasi
Tahap orientasi yaitu suatu tahapan untuk mengobservasi ide-ide yang dimiliki
peserta didik sebelum pembelajaran. Tujuannya untuk memberi kesempatan pada
peserta didik untuk mengembangkan motivasinya dalam mempelajari topik yang
hendak dipelajari. Pada tahap ini siswa dapat menyadari adanya suatu masalah
sosial atas objek yang dibahas;
2)
Pengembangan Hipotesis
Siswa menemukan ilustrasi dan merumuskan ilustrasi kemudian merumuskan
jawaban sementara/ hipotesis. Guru memancing jawaban siswa dengan memberikan
pertanyaan seputar masalah yang dihadapi, dipilih salah satu hipotesis yang
relevan dengan permasalahan yang diberikan;
3)
Definisi
Siswa mencari istilah yang digunakan untuk merumuskan hipotesis. Contoh,
siswa dikelompokkan masing-masing kelompok menanamkan nilai dengan kata-kata
cinta tanah air dan semangat kebangsaan;
4)
Eksplorasi
Peran yang dilakukan guru membantu dan membimbing siswa dalam kegiatan
eksplorasi adalah berperan sebagai pemantau dalam proses pengumpulan data;
5)
Pengumpulan Bukti dan Fakta
Pengarahan siswa dalam membantu melakukan pembuktian
hipotesis.
6)
Generalisasi
Siswa merumuskan simpulan dan menarik generalisasi terhadap masalah yang
sedang dipelajari;
7)
Refleksi
Guru memberikan dorongan terhadap pengembangan pembelajaran membaca dan
moral siswa. Siswa memberikan kesan terhadap proses pembelajaran dan isi materi
ajar.
b.
Sistem Sosial
Pengajar memberikan pemberian dukungan, bimbingan kepada siswa untuk
terlibat dalam diskusi sehingga memperlihatkan inisiatifnya dengan bertambahnya
pengalaman dalam melibatkan din di dalam KBM.
c.
Prinsip Reaksi
Prinsip reaksi meliputi (a) menyampaikan tujuan kegiatan yang akan
dilaksanakan dengan jelas agar siswa dapat memahami dan terarah, (b) membimbing
siswa dengan memberikan contoh sehingga dapat bekerja dikelompok dengan baik,
(c) membimbing siswa berpikir kritis, dan (d) memberikan pembenaran terhadap
hasil diskusi siswa yang kurang tepat.
d.
Sistem Pendukung
Sarana, bahan dan alat yang mendukung dalam pembelajaran yang digunakan.
Seperti materi ajar, lembar kerja siswa dan latihan untuk siswa.
e.
Dampak Instruksional dan Dampak Pengiring

![]() |
![]() |
Keterangan :


Gambar 2.1 Dampak Instruksional dan Pengiring Model Inkuiri Moral
2.2. Kajian Penelitian yang Relevan
Dan sejumlah studi yang telah dilakukan, menunjukkan
bahwa pendidikan karakter perlu diterapkan dan ditingkatkan demi terwujudnya
tujuan pendidikan nasional. Sudah banyak penelitian yang mengkaji tentang nilai-nilai
yang terkandung dalam pendidikan karakter melalui karya sastra seperti
penelitian yang dilakukan oleh Sarjono (2010) menjelaskan bahwa sastra dapat
dijadikan sarana menggugah budi pekerti karena pembaca diajak berhadapan dan
mengalami secara langsung kategori moral dan sosial dengan segala pribadi dan
ironinya. Sastra memberi peluang kepada pembaca untuk mengalami posisi, empati
dan situasi orang lain.
Penelitian tentang pengembangan bahan ajar oleh Parmin
(2007) mengembangkan bahan ajar untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia aspek
mendengarkan. Penelitian yang dihasilkan mampu meningkatkan keterampilan
mendengarkan peserta didik.
Zakaria (2006) melakukan penelitian di tingkat SMP
pada tahun 2005, mengungkapkan penanaman nasionalisme efektif melalui
pendekatan moral dalam pengajaran sastra. Karya sastra yang berhasil menanamkan
nilai nasionalisme dengan pemilihan karya sastra yang tepat sesuai dengan nilai
moral yang akan ditanamkan kepada siswa.
Pasero (2008) mengemukakan buku cenita anak dapat
digunakan untuk belajar berbahasa secara efektif Buku cerita dapat digunakan
dalam pembelajaran sastra maupun bahan bacaan di perpustakaan. Buku cerita
dapat meningkatkan pembinaan watak. Buku cerita merupakan wahana yang efektif
untuk membina, mengembangkan dan meningkatkan pembinaan watak anak didik.
Whalon, Hanline dan Woods (2009) mengemukakan bahwa
bacaan buku cerita merupakan aktifitas bagi siswa untuk meningkatkan pemahaman
bahasa dengan berbantuan buku cerita yang bergambar. Buku cerita bergambar
dapat membantu anak dalam perkembangan melek huruf dan merangsang anak untuk
menumbuhkan gemar membaca.
Hasil penelitian yang dilakukan Untari (2010) berjudul
pengembangan materi cerita anak berwawasan budi pekerti untuk siswa SD yang
dilakukan di beberapa SD kota Semarang dan SD di Kabupaten Kendal pada tahun
2010, didapatkan simpulan materi ajar budi pekerti memiliki aspek keberterimaan
pada siswa SD dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa, kemampuan
menceritakan kembali dan kemunculan perilaku berbudi pekerti. Kemampuan
menceritakan kembali meningkat dari 57,33 menjadi 70,17 di sekolah perkotaan
dan 55,67 menjadi 67,3 di sekolah pedesaan.
Hasil penelitian yang dilakukan Suhendro (2010) dalam
menerapkan model inkuiri moral pada pelajaran bahasa Indonesia aspek menulis
mendapatkan hasil yang efektif dan moral siswa lebih balk. Kemampuan siswa
dalam menulis meningkat 42%.
2.3. Kerangka Berpikir
Penggunaan materi ajar membaca harus mendukung proses
pembelajaran. Pencapaian tujuan pembelajaran bahasa Indonesia aspek membaca
dibutuhkan sebuah materi ajar yang sesuai dengan tingkat perkembangan dan
kebutuhan siswa. Hasil survei buku bacaan siswa sebagai materi ajar bahasa
Indonesia cerita anak pada buku pelajaran bahasa Indonesia kelas 3 mengajarkan
siswa nilai-nilai karakter persahabatan, peduli sosial, mandiri, disiplin, toleransi,
kerja keras, cinta tanah air karena menyenangi permainan tradisional dan
kreatif.
Materi ajar membaca yang digunakan sebagai materi ajar
oleh siswa dan guru diperlukan menanamkan nilai semangat kebangsaan dan cinta
tanah air yang merupakan modal awal bagi siswa mengenal bangsa, menghargai dan
bangga terhadap khasanah budaya dan intelektual manusia Indonesia karena
nasionalisme masyarakat Indonesia mulai berkurang sehingga perlu dipupuk sejak
kecil supaya siswa mempunyai nilai semangat kebangsaan dan cinta tanah.
Ilustrasi gambar pada materi ajar yang terbatas membuat minat baca siswa di
kelas rendah. Terbatasnya jumlah buku cerita anak mengakibatkan tidak semua
siswa mendapat kesempatan untuk membaca maka diperlukan materi ajar membaca
supaya setiap siswa dapat meningkatkan minat terhadap membaca sesuai tujuan
pelajaran bahasa Indonesia.
Tujuan pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar
agar siswa peran mengembangkan emosional siswa yang menggambarkan karakteristik
manusia Indonesia untuk mengenal bangsa dan mencintai tanah air Indonesia.
Diperlukannya pengembangan materi ajar cerita anak bermuatan nilai semangat
kebangsaan dan cinta tanah air dalam model inkuiri moral pada siswa kelas 3 SD
yang sesuai dengan kebutuhan para guru dan siswa. Materi ajar membaca efektif
digunakan untuk meningkatkan minat baca dan membantu memahami teks bacaan bagi
siswa kelas 3 SD. Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dijelaskan pada
Gambar 2.2

Gambar 2.2 Kerangka
Berpikir Pengembangan Materi Ajar Membaca Cerita Anak
Bermuatan Nilai Semangat Kebangsaan dan Cinta Tanah Air
Bermuatan Nilai Semangat Kebangsaan dan Cinta Tanah Air
Tidak ada komentar:
Posting Komentar