Laman

Senin, 04 November 2013

BAB II PROPOSAL TESIS


BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.   Deskripsi Teoretik
Deskripsi teori penelitian terdiri atas uraian teon materi ajar, membaca, cerita anak, nilai semangat kebangsaan dan cinta tanah air dan model inkuiri moral.

2.1.1 Materi Ajar
Materi ajar adalah segala bentuk materi yang digunakan untuk membantu pengajar dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar (Depdiknas, 2006:4). Materi ajar secara garis besar terdiri atas pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan.
Materi ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis balk tertulis maupun tidak sehingga tercipta suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar (Noor, 2011:24). Materi ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar sehingga mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan.
Materi ajar bertujuan untuk membantu siswa dalam mempelajari mata pelajaran, memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran, serta agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.
2.1.1.2. Jenis-Jenis Materi Ajar
Majid (2008:174) mengemukakan jenis-jenis materi ajar berdasarkan bentuknya adalah
1)      cetak ialah materi yang dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk. Diantaranya handout, buku, modul, evaluasi, lembar kegiatan siswa, brusur, leaflet, wallchart, foto/gambar, model/market.
2)      audio, diantaranya kaset, radio.
3)      audio visual, contohnya video atau film.
4)      Multimedia, contohnya CD interaktif, computer based dan internet.
Materi ajar membaca cerita anak bermuatan semangat kebangsaan dan cinta tanah air merupakan jenis materi ajar cetak berupa kumpulan cerita yang dibukukan sebagai materi bacaan oleh para siswa dikelas 3 sekolah dasar. Cerita anak yang dikembangkan sebagai materi ajar cetak ditampilkan dengan gambar dan ilustrasi serta terdapat evaluasi dari bacaan cerita anak bagi siswa kelas 3.
Penyusunan materi ajar cetak memperhatikan judul atau materi yang disajikan sesuai kompetensi dasar yang harus dicapai oleh peserta didik. Steffen-Peter Ballstaedt dalam Depdiknas (2009) mengemukakan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam materi ajar cetak adalah:
1)      susunan tampilan, menyangkut: urutan yang mudah, judul yang singkat, terdapat daftar isi, struktur kognitifnya jelas, rangkuman, dan tugas pembaca;
2)      bahasa yang mudah, menyangkut: mengalirnya kosa kata, jelasnya kalimat, jelasnya hubungan kalimat, kalimat yang tidak terlalu panjang;
3) menguji pemahaman, yang menyangkut: menilai melalui orangnya, check list untuk pemahaman;
3)      stimulan, yang menyangkut: enak tidaknya dilihat, tulisan mendorong pembaca untuk berfikir, menguji stimulan;
4)      kemudahan dibaca, yang menyangkut keramahan terhadap mata (huruf yang digunakan tidak terlalu kecil dan enak dibaca), urutan teks terstruktur, mudah dibaca;
5)      materi instruksional, yang menyangkut: pemilihan teks, bahan kajian, lembar kerja.
Materi ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai standar kompetensi yang dicapai. Pengembangan materi ajar membaca yang berupa ceriita anak berbentuk materi ajar cetak berupa kumpulan cerita yang dibukukan sebagai materi bacaan oleh para siswa di kelas 3 sekolah dasar. Materi ajar membaca cerita anak bermuatan nilai dan semangat kebangsaan dikembangkan dengan memperhatikan susunan tampilan, bahasa, tingkat keterbacaan, dan materi instruksional.

2.1 1.3 Fungsi Materi Ajar
Depdiknas (2009) mengemukakan materi ajar berfungsi bagi guru, siswa dan alat evaluasi sebagai berikut.
1)      Pedoman bagi guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada siswa.
2)      Pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari.
3)      Alat evaluasi pencapaian dan penguasaan hasil pembelajaran.
Materi ajar membaca cerita anak bermuatan nilai semangat kebangsaan dan cinta tanah air dalam model inkuiri moral dikembangkan sesuai fungsi materi ajar yang dapat digunakan untuk mengarahkan aktivitas belajar bagi guru dan siswa. Alat evaluasi digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap teks bacaan.
2.1.1.4 Analisis Kebutuhan Materi Ajar
Materi ajar yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa, diperlukan analisis terhadap standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD), analisis sumber belajar, dan pemilihan dan penentuan bahan ajar. Analisis kebutuhan bahan ajar menurut Depdiknas (2009) sebagai berikut.
1)      Analisis SK dan KD
Analisis SK dan KD dilakukan untuk menentukan kompetensi-kompetensi mana yang memerlukan materi ajar. Hasil analisis ini akan dapat diketahui berapa banyak materi ajar yang hares disiapkan dan menentukan jenis materi ajar yang sesuai.
2)      Analisis Sumber Belajar
Sumber belajar yang akan digunakan sebagai bahan penyusunan bahan ajar perlu dilakukan analisis. Analisis dilakukan terhadap ketersediaan, kesesuaian, dan kemudahan dalam memanfaatkannya. Caranya adalah menginventarisasi ketersediaan sumber belajar yang dikaitkan dengan kebutuhan, disiapkan dan menentukan jenis materi ajar
4)      Pemilihan dan Penentuan Materi Ajar
Pemilihan dan penentuan bahan ajar dimaksudkan untuk memenuhi salah satu kriteria bahwa bahan ajar harus menarik, dapat membantu siswa untuk mencapai kompetensi. Materi ajar dibuat sesuai dengan kebutuhan dan kecocokan dengan KD yang akan diraih oleh siswa. Jenis dan bentuk bahan ajar ditetapkan atas dasar analisis kurikulum dan analisis sumber bahan sebelumnva.
Pengembangkan materi ajar membaca cerita anak bermuatan nilai semangat kebangsaan dan cinta tanah air dalam model inkuiri moral diperlukan analisis kebutuhan terhadap bacaan cerita anak yang sudah ada untuk dikembangkan. Analisis yang dilakukan dengan menyesuaikan SK dan KD sebagai tujuan pembelajaran pada aspek membaca. Analisis sumber belajar dad mater ajar membaca cerita yang sudah ada sebagai penentuan Materi ajar yang akan dikembangkan.
2.1.1.5 Prinsip Pengembangan Materi Ajar
Pengembangan materi ajar hendaklah memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran. Prinsip pembelajaran menurut Depdiknas (2009) adalah :
1)      mulai dari yang mudah untuk memahami yang sulit, dan yang kongkret untuk memahami yang abstrak;
2)      pengulangan akan memperkuat pemahaman. Pengulangan dalam pembelajaran sangat diperlukan agar siswa lebih memahami suatu konsep. Namun pengulangan dalam penulisan materi belajar harus disajikan secara tepat dan bervariasi sehingga tidak membosankan;
3)      umpan balik positif akan memberikan penguatan terhadap pemahaman siswa. Dalam materi ajar diberikan umpan balik yang positif terhadap hasil kerja siswa;
4)      motivasi belajar yang tinggi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan belajar. Materi ajar berisikan motivasi agar siswa mau belajar;
5)      mencapai tujuan ibarat naik tangga, setahap demi setahap, akhirnya akan mencapai ketinggian tertentu. Anak tangga dalam materi ajar dirumuskan dalam bentuk indikator-indikator sesuai kompetensi dasar;
6)      mengetahui hasil yang telah dicapai akan mendorong siswa untuk terus mencapai tujuan.
Materi ajar membaca yang berupa cerita anak dikembangkan sesuai dengan prinsip pembelajaran dengan cerita yang mudah untuk memahami yang sulit dan dari yang kongkret untuk memahami yang abstrak. Pengulangan berupa motivasi yang terdapat dalam cerita akan memperkuat pemahaman sehingga anak akan terdorong untuk belajar. Cerita anak yang bermuatan nilai semangat kebangsaan dan cinta tanah air dilengkapi umpan balik positif untuk selalu mendorong siswa tetap belajar dalam menanamkan semangat kebangsaan dan cinta tanah air sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
2.1.1.6 Struktur Materi Ajar
Struktur materi ajar dapat bervariasi, tergantung pada karakter Materi yang akan disajikan. Ketersediaan sumber daya dan kegiatan belajar yang akan menjadi dasar pembuatan struktur materi ajar. Depdiknas (2009) mengemukakan materi ajar secara umum harus memuat judul, petunjuk belajar bagi siswa dan guru, kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, latihan-latihan, petunjuk kerja dapat berupa lembar kerja (LK) dan evaluasi atau penilaian.
Materi ajar membaca berupa cerita anak bermuatan nilai semangat kebangsaan dan cinta tanah air dalam model inkuiri moral akan dikembangkan sesuai dengan SK membaca. Pengembangan materi ajar dilakukan dengan analisis sumber belajar sehingga dapat menentukan dan pemilihan materi ajar yang sesuai untuk siswa dengan memberikan materi ajar yang memuat nilai semangat kebangsaan dan cinta tanah air. Materi ajar membaca yang akan dikembangkan memuat judul, petunjuk belajar bagi siswa dan guru, kompetensi yang akan dicapai yaitu penanaman nilai semangat kebangsaan dan cinta tanah air siswa sehingga dibutuhkan latihan-latihan sebagai evaluasi. Evaluasi digunakan untuk mengetahui pemikiran siswa sebagai ekspresi dari nilai semangat kebangsaan dan cinta tanah air.

2.1.2 Cerita Anak
Cerita adalah penuturan tentang suatu kejadian. Cerita anak adalah penuturan kejadian tentang dunia anak. Cerita anak hadir untuk menawarkan kesenangan dan pemahaman, hanya saja cerita anak memiliki sejumlah keterbatasan yang menyangkut pengalaman kehidupan yang dikisahkan, cara mengisahkan maupun bahasa yang digunakan untuk mengekspresikan (Anne, 2010).
Cerita anak merupakan bagian dari karya sastra, cerita selalu menampilkan sesuatu yang menjadi isi ungkapan yang ingin disampaikan kepada pihak lain sebagai pembaca (Nurgiyantoro, 2005:217). Cerita anak dalam sastra adalah citra kehidupan, sehingga dapat dipahami sebagai penggambaran secara ­kongkret tentang model-model kehidupan sebagaimana yang dijumpai dalam kehidupan yang sesungguhnya dan mudah diimajinasikan oleh pembaca anak. Cerita fiksi tergambar peristiwa kehidupan lewat karakter tokoh dalam menjalani kehidupan sebagaimana diungkapkan lewat alur cerita.
Cerita anak dapat disimpulkan, bagian dari karya sastra yang mengungkapkan kejadian kehidupan dan disampaikan kepada anak. Materi ajar cerita anak yang akan dikembangkan merupakan cerita fiksi yang diungkapkan lewat alur cerita dan penokohan.
2.1.2.1 Karakteristik Cerita Anak
Karakteristik cerita anak yang unggul menurut Subyantoro (2009:130) mengandung nilai personal dan nilai pendidikan bagi pembaca yaitu kalangan anak-anak.
1)       Nilai personal dalam cerita anak mampu memberikan kesenangan, menawarkan narasi sebagai cara bernalar, mengembangkan imajinasi, memberikan beraneka ragam pengalaman, mengembangkan pandangan terhadap perilaku manusia dan menghadirkan pengalaman universal.
2)       Nilai pendidikan apabila mampu mengembangkan kemampuan berbahasa, membaca, bercerita dan memperkenalkan kekayaan sastra anak.
Nilai personal dan nilai pendidikan dalam cerita anak dapat mudah diterima dengan dukungan ilustrasi. Ilustrasi yang menjadi ciri khas dalam cerita anak berupa teks visual, gambar pendukung dan bahasa teks verbal yang dimanfaatkan dalam penulisan buku bacaan cerita anak. Ilustrasi berupa gambar dimaksudkan agar buku tampil lebih menarik, sehingga anak tertarik dan mau membacanya (Nurgiyantoro, 2005:220).
Puryanto (2009:1) mengemukakan cerita anak dengan gambar yang menunjang isi cerita sangat digemari oleh anak. Ilustrasi pada gambar dibuat ke dalam bentuk yang berwarna-warni. Gambar dapat pula ditampilkan pada tiap halaman secara bervariasi sejak halaman judul.
Fungsi gambar pada cerita anak untuk memperjelas, mengkongkretkan dan membantu mengimajinasikan cerita yang diungkapkan melalui teks verbal: Buku bacaan cerita anak untuk usia rendah ilustrasi gambar lebih mendominasi halaman buku dan semakin tinggi usia anak, gambar ilustrasi semakin dikurangi dan teks bahasa semakin banyak. Ilustrasi gambar tidak lagi muncul pada tiap halaman dan hanya ditampilkan untuk melukiskan adegan-adegan tertentu yang fungsional.
Karakteristik cerita anak pada materi ajar membaca yang dikembangkan mengandung nilai personal, pendidikan dan ilustrasi. Ilustrasi buku sastra anak yang menarik dengan gambar jelas, berwama-warni, komunikatif, dan tampilan variatif. Gambar-gambar menampilkan dukungan terhadap cerita yang melukiskan nilai semangat dan kebangsaan dan cinta tanah air.
2.1.2.2 Syarat Cerita Anak
Buku cerita anak tidak dibuat dengan memenuhi beberapa syarat­syarat. Menurut Anne (2010) syarat cerita anak adalah
1)      cerita anak harus bersifat menghibur untuk memberikan hiburan kepada anak;
2)      cerita anak hendaknya bersifat mendidik yang berisi perilaku-perilaku standar yang menekankan pada aspek intelektual;
3)      cerita anak harus menggunakan bahasa anak-anak yang dapat dimengerti oleh seorang anak. Untuk merangsang kemampuan kognitif anak, atau kemampuan menyerap bahasa yang sangat dibutuhkan oleh anak;
4)      cerita anak harus mempertimbangkan faktor kejiwaan dan psikologis anak. Maksudnya menjauhkan dari cerita-cerita bermuatan sarkasme, sinisme dan sadisme dan jelas harus ramah anak. Meskipun dibalut dengan bahasa yang halus sekalipun.
Cerita anak dalam materi ajar membaca yang dikembangkan dalam penelitian ini bersifat mendidik dengan menanamkan nilai semangat kebangsaan dan cinta tanah air. Bahasa yang digunakan dalam mengembangkan materi ajar menyesuaikan tingkat keterbacaan siswa kelas 3. Isi cerita anak mempertimbangkan faktor kejiwaan dan psikologis anak.
2.1.2.3 Unsur Cerita Anak
Sebuah cerita yang tersaji oleh pembaca adalah sebuah kesatuan dad berbagai elemen pembentuknya seperti unsur ekstrinsik dan unsur instrinsik. Puryanto (2009:2) mengemukakan unsur ekstrinsik adalah unsur yang ada pada teks fiksi yang bersangkutan tetapi berpengaruh terhadap bangun cerita yang dikisahkan. Unsur instrinsik adalah unsur-unsur cerita fiksi yang secara langsung berada di dalam, menjadi bagian dan ikut membentuk eksistensi cerita yang bersangkutan. Unsur cerita anak bergambar lebih difokuskan terhadap unsur instrinsik yang dapat dijadikan sebuah pedoman penilaian ketepatan terhadap sebuah bacaan cerita anak mencangkup keseluruhan aspek. Nurgiyantoro (2005:222) mengemukakan keseluruhan unsur instrinsik adalah
1)      Tokoh
Dalam cerita anak bergambar tidak hares berwujud manusia melainkan dapat berupa binatang atau suatu obyek yang lain yang biasanya merupakan bentuk personifikasi manusia. Tokoh cerita dapat dipahami sebagai kumpulan kualitas mental, emosional dan sosial yang membedakan seseorang dengan orang lain.
2)      Alur
Alur atau plot adalah salah satu unsur cerita yang juga menarik untuk dibicarakan karena berhubungan dengan peristiwa, konflik yang tersedia dan akhirnya mencapai klimaks serta bagaimana kisah itu diselesaikan.
3)      Latar (setting)
Latar dapat dipahami sebagai landas tumpu berlangsungnya berbagai peristiwa dan kisah yang diceritakan dalam cerita anak. Dalam cerita fiksi anak hampir semua peristiwa yang dikisahkan membutuhkan kejelasan tempat dan waktu kejadiannya dan karenanya membutuhkan deskripsi latar secara lebih detil. Kejelasan cerita tentang latar dalam banyak hal akan membantu anak untuk memahami alur cerita.
4)      Tema
Secara sederhana tema dapat dipahami sebagai gagasan yang mengikat cerita, mengikat berbagai unsur instrinsik yang membangun cerita sehingga tampil sebuah kesatupaduan yang harmonis. Jadi, dalam kaitan ini tema merupakan dasar pengembangan sebuah cerita.
5)      Moral
Moral dapat dipahami sebagai hal berkonotasi positif, bermanfaat bagi kehidupan dan mendidik yang ingin disampaikan kepada pembaca. Moral berurusan dengan masalah baik dan buruk. Untuk bacaan cerita anak disampaikan lebih kongkret sebagai alternatif memberikan pendidikan kepada anak lewat cerita.
6)      Sudut Pandang
Sudut pandang dapat dipahami sebagai cara sebuah cerita dikisahkan. Sudut pandang merupakan cara atau pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai sarana menampilkan tokoh, tindakan, latar dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah teks kepada pembaca.
7)      Stile dan Nada
Bahasa yang dipergunakan dalam teks-teks sastra dapat dipandang sebagai representasi sebuah stile yaitu stile penulisan. Stile dapat dipahami sebagai sebuah cara mengungkapkan dalam bahasa, cara bagaimana seseorang mengungkapkan sesuatu yang akan diungkapkan. Nada dapat dipahami sebagai sikap, pendirian atau perasaan pengarang terhadap masalah yang dikemukakan dan terhadap pembacanya. Lewat nada yang terbangkitkan dalam cerita itu pengarang ingin mempengaruhi anak sebagai pembaca untuk memberikan sikap sebagaimana yang diberikan secara impisit dalam cerita.
Puryanto (2009: 1) ciri cerita anak, berisi tema yang mendidik, alurnya lurus dan tidak berbelit-belit, menggunakan setting yang ada di sekitar atau ada di dunia anak, tokoh dan penokohan mengandung peneladanan yang baik, gaya bahasanya mudah dipahami tapi mampu mengembangkan bahasa anak, sudut pandang orang yang tepat, dan imajinasi masih dalam jangkauan anak.
Cerita anak menurut Puryanto (2009: 2) dapat dikembangkan dengan baik apabila terdapat unsur instrinsik yang lengkap secara eksplisit sesuai perkembangan anak. Pengembangan materi ajar cerita anak bermuatan nilai semangat kebangsaan dan cinta tanah air dalam penelitian ini memuat unsur instrinsik yang lengkap secara eksplisit sesuai dengan perkembangan siswa kelas 3.

2.1.3 Membaca Cerita Anak
Membaca menurut Pratiwi (2008:10) kegiatan berbahasa yang secara aktif menyerap informasi atau pesan yang disampaikan melalui media tulis. Membaca merupakan kegiatan untuk mendapatkan makna atau memperoleh informasi dari apa yang tertulis dalam teks.
Membaca dibagi menjadi dua jenis yaitu ekstensif dan membaca intensif (Pratiwi, 2008:12). Membaca ekstensif adalah membaca secara luas. Objeknya meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Membaca ekstensif meliputi membaca survai, membaca sekilas dan membaca dangkal. Membaca intensif adalah membaca dengan penuh penghayatan untuk menyerap apa yang seharusnya kita kuasai. Membaca intensif meliputi membaca teliti, membaca kritis, membaca ide, membaca kreatif dan membaca pemahaman.
Membaca pemahaman menurut Somadayo (2011:10) adalah proses pemerolehan makna yang secara aktif melibatkan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki oleh pembaca serta dihubungkan dengan isi bacaan. Terdapat 3 hal pokok dalam membaca pemahaman, yaitu :
1)      pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki tentang topik.
2)      menghubungkan pengetahuan dan pengalaman dengan teks yang akan dibaca.
3)      proses memperoleh makna secara aktif sesuai dengan pandangan yang dimiliki.
Membaca pemahaman bukan hanya kegiatan yang terlihat secara kasat mata dan perlu diukur dengan kemampuan menjawab pertanyaan yang disusun mengikuti teks bacaan yang dipengaruhi juga oleh faktor dari dalam maupun luar pembaca. Cara yang distandarkan untuk mengukur kemampuan membaca pemahaman antara lain melengkapi kalimat, betul-salah, pilihan ganda, dan pembuatan ringkasan. dan tes bentuk tertutup.
Membaca pemahaman dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) di sekolah dasar pada jenjang kelas 3 pada standar kompetensi membaca adalah memahami teks dengan membaca nyaring, intensif dan dongeng. Membaca pemahaman di Kelas 3 dapat diterapkan pada kompetensi dasar menjelaskan isi teks cerita anak (100-150 kata) melalui membaca intensif dan menceritakan isi cerita yang dibaca.
Huck dalam Ampera (2010:14) mengemukakan usia 8 dan 9 tahun sebagai elementari tengah yang sudah bisa membaca secara lancar dan dapat memahami isi bacaan. Usia 8 dan 9 tahun di sekolah dasar rata-rata di jenjang kelas 3. Pengembangan cerita anak bermuatan nilai semangat kebangsaan dan cinta tanah air dalam model inkuiri moral dibuat untuk melengkapi materi ajar membaca kelas 3 dengan standar kompetensi memahami teks dengan membaca nyaring, intensif dan dongeng.

2.1.4 Semangat Kebangsaan dan Cinta Tanah Air
Ramli (2008) mengemukakan pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Pendidikan karakter sangat efektif diterapkan pada sekolah yang berperan membentuk pribadi anak menjadi manusia yang balk. Nilai karakter menurut Kemendiknas (2010:30) ada 18 nilai yaitu religius, tanggung jawab, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, cinta tanah air, menghargai prestasi, semangat kebangsaan, bersahabat/komuniktif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab.
Nilai-nilai karakter dapat digolong-golongkan untuk menunjang terbentuknya jiwa pada siswa. Nilai karakter cinta tanah air dan semangat kebangsaan dapat menunjang terbentuknya jiwa nasionalisme pada siswa. Nilai semangat kebangsaan dan cinta tanah air dalam buku cerita anak, berupa tingkah laku individu yang menunjukkan karakter bangsa Indonesia dan pengabdian terhadap bangsa. Tujuan pembinaan semangat kebangsaan dan cinta tanah air melalui jalur pendidikan untuk mendukung pembangunan sumber daya manusia Indonesia melalui pembinaan dalam menumbuhkan, memelihara dan mengembangkan kesadaran berbangsa dan bernegara (Kemendiknas;2010:9).
Semangat kebangsaan dan cinta tanah air dibentuk dari pendidikan karakter yakni pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsa Indonesia sendiri, dalam rangka membina kepribadian generasi muda. Depdiknas (2010) menyarankan pengembangan nilai-nilai pendidikan budaya dan karakater bangsa diintegrasikan dalam setiap pokok bahasan dari setiap mata pelajaran. Integrasi pendidikan karakter dalam pelajaran memberikan bantuan kepada siswa untuk menginternalisasi nilai maupun untuk menunjukkannya dalam perilaku. Berwoitz (2011) mengemukakan sarana penunjang mengatasi kesulitan siswa menginternalisasi nilai karakter dapat menggunakan media yang disenangi oleh siswa. Salah satu media yang disenangi siswa adalah materi ajar yang memuat gambar yang lebih banyak dibandingkan dengan teks pada sebuah cerita maupun buku teks pelajaran (Puryanto, 2009:1).
Materi ajar membaca cerita anak yang memuat nilai semangat dan cinta tanah air dikembangkan sesuai nilai dan aspek pada pendidikan karakter. Nilai karakter cinta tanah air dan semangat kebangsaan pada jenjang kelas 3 sekolah dasar dijelaskan pada Tabel 2.1
Tabel 2.1
Nilai dan Aspek Semangat Kebangsaan dan Cinta Tanah Air
Siswa Kelas 3 Sekolah Dasar
NO
NILAI
ASPEK
1
Semangat kebangsaan:
Cara berpikir, bertindak, dan ber-wawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
Turut serta dalam upacara peringatan hari pahlawan dan proklamasi kemer-dekaan.
Menggunakan bahasa Indonesia ketika ada teman dari suku lain.
Menyanyikan lagu Indonesia Raya dan lagu-lagu wajib.
Mengagumi banyaknya keragaman bahasa di Indonesia.
Mengakui persamaan hak dan kewa-jiban antara dirinya dan teman sebangsa dari suku, etnis, budaya lain.
Membaca buku-buku mengenai suku bangsa yang berjuang bersama dalam mempertahankan kemerdekaan.
2
Cinta tanah air:
Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menun-jukkan kesetiaan, kepe-dulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
Mengagumi keunggulan geografis dan kesuburan tanah wilayah Indonesia.
Menyenangi keragaman budaya dan seni di Indonesia.
Menyenangi keragaman suku bangsa dan bahasa daerah yang dimiliki Indonesia.
Mengagumi keragaman hasil-hasil pertanian, perikanan, flora, dan fauna Indonesia.
Mengagumi kekayaan hutan Indonesia.
Mengagumi laut serta perannya dalam kehidupan bangsa Indonesia.
(Kemendiknas, 2010)
Nilai pendidikan karakter pada semangat kebangsaan do cinta tanah air untuk menanamkan jiwa nasionalisme diuraikan dengan 12 aspek. Aspek berguna untuk mengukur kemampuan yang dipelajari oleh para siswa kelas 3 sekolah dasar pada mater ajar membaca cerita anak. Pada penelitian ini, yang akan dikembangkan dalam materi ajar cerita anak rnemuat aspek turut serta dalam upacara peringatan hari pahlawan dan proklamasi kemerdekaan, mengagurni banyaknya keragaman bahasa di Indonesia, mengakui persamaan hak dan kewajiban antara dirinya dan teman sebangsa, mengagumi keragaman hasil-hasil pertanian, perikanan, flora, dan fauna Indonesia, menyenangi keragaman budaya dan seni di Indonesia dan menyenangi keragaman suku bangsa dan bahasa daerah yang dimiliki Indonesia. Aspek-aspek tersebut dibuat sebagai terra cerita anak dalam materi ajar membaca berupa tingkah laku individu yang menunjukkan karakter bangsa Indonesia dan pengabdian terhadap bangsa diwujudkan dalam buku memuat cerita anak, petunjuk penggunaan dan evaluasi.

2.1.5    Model Pembelajaran Inkuiri Moral
Joyce dan Well (2000:6) mengemukakan bahwa model mengajar sebenarnya merupakan model belajar. Inkuiri moral merupakan salah satu model pembelajaran dalam konstruktivistik yang menekankan pada keaktifan belajar peserta didik dengan penanaman nilai moral. Kegiatan pembelajaran ditunjukkan untuk menumbuhkan kemampuan peserta didik dalam menggunakan keterampilan proses dengan merumuskan pertanyaan yang mengarah pada kegiatan investigasi dalam masyarakat belajar. Model inkuiri moral yang dikembangkan oleh Suhendro (2010) memiliki unsur-unsur model sebagai berikut.
a.       Sintakmatik
Sintakmatik pada model inkuiri moral dilakukan melalui 7 tahap. Tahap­-tahapan pada model inkuiri moral sebagai berikut.
1)      Orientasi
Tahap orientasi yaitu suatu tahapan untuk mengobservasi ide-ide yang­ dimiliki peserta didik sebelum pembelajaran. Tujuannya untuk memberi kesempatan pada peserta didik untuk mengembangkan motivasinya dalam mempelajari topik yang hendak dipelajari. Pada tahap ini siswa dapat menyadari adanya suatu masalah sosial atas objek yang dibahas;
2)      Pengembangan Hipotesis
Siswa menemukan ilustrasi dan merumuskan ilustrasi kemudian merumuskan jawaban sementara/ hipotesis. Guru memancing jawaban siswa dengan memberikan pertanyaan seputar masalah yang dihadapi, dipilih salah satu hipotesis yang relevan dengan permasalahan yang diberikan;
3)      Definisi
Siswa mencari istilah yang digunakan untuk merumuskan hipotesis. Contoh, siswa dikelompokkan masing-masing kelompok menanamkan nilai dengan kata-kata cinta tanah air dan semangat kebangsaan;
4)      Eksplorasi
Peran yang dilakukan guru membantu dan membimbing siswa dalam kegiatan eksplorasi adalah berperan sebagai pemantau dalam proses pengumpulan data;
5)      Pengumpulan Bukti dan Fakta
Pengarahan siswa dalam membantu melakukan pembuktian hipotesis.
6)      Generalisasi
Siswa merumuskan simpulan dan menarik generalisasi terhadap masalah yang sedang dipelajari;
7)      Refleksi
Guru memberikan dorongan terhadap pengembangan pembelajaran membaca dan moral siswa. Siswa memberikan kesan terhadap proses pembelajaran dan isi materi ajar.
b.      Sistem Sosial
Pengajar memberikan pemberian dukungan, bimbingan kepada siswa untuk terlibat dalam diskusi sehingga memperlihatkan inisiatifnya dengan bertambahnya pengalaman dalam melibatkan din di dalam KBM.
c.       Prinsip Reaksi
Prinsip reaksi meliputi (a) menyampaikan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan dengan jelas agar siswa dapat memahami dan terarah, (b) membimbing siswa dengan memberikan contoh sehingga dapat bekerja dikelompok dengan baik, (c) membimbing siswa berpikir kritis, dan (d) memberikan pembenaran terhadap hasil diskusi siswa yang kurang tepat.
d.      Sistem Pendukung
Sarana, bahan dan alat yang mendukung dalam pembelajaran yang digunakan. Seperti materi ajar, lembar kerja siswa dan latihan untuk siswa.
e.       Dampak Instruksional dan Dampak Pengiring
Oval: Model inkuiri moralDampak instruksional adalah hasil belajar yang dicapai langsung dengan cara mengarahkan peserta didik pada tujuan yang diharapkan. Dampak pengiring adalah hasil pada tujuan yang diharapkan sebagai akibat mengikuti kegiatan yang dilaksanakan. Dampak instruksional model inkuiri moral terdapat pada gambar 2.1.







 










Keterangan :
dampak instruksional                          dampak pengiring

Gambar 2.1 Dampak Instruksional dan Pengiring Model Inkuiri Moral
2.2.   Kajian Penelitian yang Relevan
Dan sejumlah studi yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa pendidikan karakter perlu diterapkan dan ditingkatkan demi terwujudnya tujuan pendidikan nasional. Sudah banyak penelitian yang mengkaji tentang nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan karakter melalui karya sastra seperti penelitian yang dilakukan oleh Sarjono (2010) menjelaskan bahwa sastra dapat dijadikan sarana menggugah budi pekerti karena pembaca diajak berhadapan dan mengalami secara langsung kategori moral dan sosial dengan segala pribadi dan ironinya. Sastra memberi peluang kepada pembaca untuk mengalami posisi, empati dan situasi orang lain.
Penelitian tentang pengembangan bahan ajar oleh Parmin (2007) mengembangkan bahan ajar untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia aspek mendengarkan. Penelitian yang dihasilkan mampu meningkatkan keterampilan mendengarkan peserta didik.
Zakaria (2006) melakukan penelitian di tingkat SMP pada tahun 2005, mengungkapkan penanaman nasionalisme efektif melalui pendekatan moral dalam pengajaran sastra. Karya sastra yang berhasil menanamkan nilai nasionalisme dengan pemilihan karya sastra yang tepat sesuai dengan nilai moral yang akan ditanamkan kepada siswa.
Pasero (2008) mengemukakan buku cenita anak dapat digunakan untuk belajar berbahasa secara efektif Buku cerita dapat digunakan dalam pembelajaran sastra maupun bahan bacaan di perpustakaan. Buku cerita dapat meningkatkan pembinaan watak. Buku cerita merupakan wahana yang efektif untuk membina, mengembangkan dan meningkatkan pembinaan watak anak didik.
Whalon, Hanline dan Woods (2009) mengemukakan bahwa bacaan buku cerita merupakan aktifitas bagi siswa untuk meningkatkan pemahaman bahasa dengan berbantuan buku cerita yang bergambar. Buku cerita bergambar dapat membantu anak dalam perkembangan melek huruf dan merangsang anak untuk menumbuhkan gemar membaca.
Hasil penelitian yang dilakukan Untari (2010) berjudul pengembangan materi cerita anak berwawasan budi pekerti untuk siswa SD yang dilakukan di beberapa SD kota Semarang dan SD di Kabupaten Kendal pada tahun 2010, didapatkan simpulan materi ajar budi pekerti memiliki aspek keberterimaan pada siswa SD dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa, kemampuan menceritakan kembali dan kemunculan perilaku berbudi pekerti. Kemampuan menceritakan kembali meningkat dari 57,33 menjadi 70,17 di sekolah perkotaan dan 55,67 menjadi 67,3 di sekolah pedesaan.
Hasil penelitian yang dilakukan Suhendro (2010) dalam menerapkan model inkuiri moral pada pelajaran bahasa Indonesia aspek menulis mendapatkan hasil yang efektif dan moral siswa lebih balk. Kemampuan siswa dalam menulis meningkat 42%.

2.3.   Kerangka Berpikir
Penggunaan materi ajar membaca harus mendukung proses pembelajaran. Pencapaian tujuan pembelajaran bahasa Indonesia aspek membaca dibutuhkan sebuah materi ajar yang sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa. Hasil survei buku bacaan siswa sebagai materi ajar bahasa Indonesia cerita anak pada buku pelajaran bahasa Indonesia kelas 3 mengajarkan siswa nilai-nilai karakter persahabatan, peduli sosial, mandiri, disiplin, toleransi, kerja keras, cinta tanah air karena menyenangi permainan tradisional dan kreatif.
Materi ajar membaca yang digunakan sebagai materi ajar oleh siswa dan guru diperlukan menanamkan nilai semangat kebangsaan dan cinta tanah air yang merupakan modal awal bagi siswa mengenal bangsa, menghargai dan bangga terhadap khasanah budaya dan intelektual manusia Indonesia karena nasionalisme masyarakat Indonesia mulai berkurang sehingga perlu dipupuk sejak kecil supaya siswa mempunyai nilai semangat kebangsaan dan cinta tanah. Ilustrasi gambar pada materi ajar yang terbatas membuat minat baca siswa di kelas rendah. Terbatasnya jumlah buku cerita anak mengakibatkan tidak semua siswa mendapat kesempatan untuk membaca maka diperlukan materi ajar membaca supaya setiap siswa dapat meningkatkan minat terhadap membaca sesuai tujuan pelajaran bahasa Indonesia.
Tujuan pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar agar siswa peran mengembangkan emosional siswa yang menggambarkan karakteristik manusia Indonesia untuk mengenal bangsa dan mencintai tanah air Indonesia. Diperlukannya pengembangan materi ajar cerita anak bermuatan nilai semangat kebangsaan dan cinta tanah air dalam model inkuiri moral pada siswa kelas 3 SD yang sesuai dengan kebutuhan para guru dan siswa. Materi ajar membaca efektif digunakan untuk meningkatkan minat baca dan membantu memahami teks bacaan bagi siswa kelas 3 SD. Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dijelaskan pada Gambar 2.2

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir Pengembangan Materi Ajar Membaca Cerita Anak
Bermuatan Nilai Semangat Kebangsaan dan Cinta Tanah Air

Untuk lebih rapinya bisa kalian Download Disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar